- Back to Home »
- Pendidikan Kewarganegaraan #Softskill (Penyanderaan 10 WNI oleh Abu Sayyaf)
Posted by : Unknown
Tuesday, May 31, 2016
Penyandraan
10 WNI oleh Abu Sayaf
1.
Kronologi Penyanderaan 10 WNI oleh Kelompok Abu Sayyaf, beserta
tanggal-tanggalnya.
Pemerintah Indonesia kembali dibuat pusing oleh ulah
teroris. Kali ini, 10 Warga Negara Indonesia (WNI) disandera oleh kelompok Abu
Sayyaf, Filipina. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menjelasakan
mengenai kasus tersebut. Melalui keterangannya, Selasa (29/3/2016), Kemlu
membenarkan bahwa telah terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma
12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batu bara dan 10
orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
Saat dibajak kedua kapal dalam
perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan).
Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak. "Pihak pemilik kapal baru
mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima
telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu
Sayyaf," demikian isi keterangan tertulis Kemlu kepada Tribun.
Berikut
Ini adalah Kronologinya :
Tanggal (15/03/2016):
Kapal tug Boat yang bertolak dari Banjarmasin
menuju Filipina pada tanggal 15 Maret 2016 mengangkut muatan coal in bulk
(batubara) dengan 10 kru Kapal.
Tanggal (26/03/2016):
Kapal
tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 dilaporkan dibajak pada hari Sabtu
(26/3/2016). Pihak
pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan, pada saat menerima telepon
dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf. Lokasi pembajakan di
perairan laguyan,Tawi-Tawi,Mindanao Selatan. Lalu kapal dan awaknya dibawa ke
pulau Basilan,Kepulauan Zulu,Filipina.
Tanggal (29/03/2016):
Kemlu
membenarkan bahwa telah terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan
kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal
berkewarganegaraan Indonesia.
Dan
Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia
(Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk
melacak jejak para penyandera dan ke-10 WNI tersebut. TNI juga telah menyiapkan
pasukan terbaik mereka untuk terjun ke lokasi setiap saat, membebaskan para
sandera. Mereka merupakan pasukan terbaik dengan anggota yang benar-benar
memiliki kemampuan khusus dan terbaik dari yang terbaik.
Tanggal
(31/03/2016):
Angkatan
Bersenjata Filipina (AFP) meyakini operasi pembebasan sandera asal Indonesia
yang kini ditawan militan Abu Sayyaf, masih bisa mereka tangani sendiri. Dengan
begitu, tawaran bantuan militer Indonesia yang sekarang sudah menyiagakan
armada tempur di Tarakan serta Bitung, ditolak secara halus, seperti dilansir
inquirer.net.
Militer
Filipina memiliki prinsip tersendiri, sehingga sulit mengizinkan pasukan asing
terlibat dalam pembebasan sandera itu. "Berdasarkan konstitusi, negara
kami tidak mengizinkan adanya pasukan asing tanpa perjanjian khusus," kata
juru bicara AFP, Brigadir Jenderal Restituto Padilla saat dihubungi wartawan
kemarin.
Tanggal (08/04/2016):
Umar Patek
siap membantu pemerintah untuk membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf.
Terpidana kasus terorisme 20 tahun bui itu pun mengaku tanpa pamrih apapun,
asalkan persyaratan secara teknis dipenuhi.
Umar Patek
alias Hisyam bin Alizein merupakan asisten koordinator lapangan dalam aksi
terorisme Bom Bali Pertama pada tahun 2002. Insiden itu menewaskan 202 orang.
Umar Patek disebut-sebut pernah membekali para petinggi militan Abu Sayyaf saat
ini dengan pelatihan menggunakan senjata api serta merakit bom.
Tanggal (10/04/2016):
18 Prajurit
Filipina tewas dalam operasi pembebasan sandera di Pulau Jolo, Basilan. Mereka
tiba-tiba disergap saat dalam perjalanan menuju medan pertempuran. Meski
begitu, lima militan berhasil ditembak mati.
Tanggal (12/04/2016):
Terpukul
mundurnya tentara Filipina dalam operasi awal penyelamatan sandera dari tangan
Abu Sayyaf akhir pekan lalu tidak melemahkan moral prajurit. Militer Filipina
justru kembali menggelar operasi penyergapan lanjutan selama 10 jam pada hari
berikutnya sepanjang Minggu (10/4) malam hingga Senin (11/4) dini hari, di
lokasi yang sama, menurut keterangan juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina
(AFP). Berkat operasi lanjutan itu, dipastikan 13 militan tewas.
Tanggal (15/04/2016):
Pukul 18.31
telah kapal berbendera Indonesia, yaitu kapal tunda TB Henry dan Kapal Tongkang
Cristi di perairan perbatasan Malaysia-Filipina kembali dibajak. Kapal tersebut
dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan. Kapal membawa 10
orang ABK WNI.
Dalam
pembajakan kali ini, seorang ABK tertembak. Sementara itu, lima orang berhasil
selamat, sedangkan empat lainnya diculik oleh kelompok tersebut.
Tanggal (26/04/2016):
Militan Abu
Sayyaf menepati ancaman yang mereka sebar sejak pekan lalu untuk mulai
mengeksekusi tiga sandera asing dan satu tawanan asli Filipina. Korban pertama
adalah John Ridsdel (68) asal Kanada. Tentara Filipina menemukan kepala pria
ini di salah satu pulau kosong kawasan Jolo. Penemuan itu terjadi lima jam
setelah tenggat pembayaran tebusan lewat.
Tanggal (29/04/2016):
Militer
Filipina mengerahkan pesawat tempur membombardir titik-titik diduga markas militan
Abu Sayyaf di pedalaman Pulau Jolo, Provinsi Sulu. Salah satu sandera asal
Malaysia, Wong Teck Chi, menghubungi orang tuanya lewat sambungan telepon tiga
hari lalu. Dia mengaku dipaksa lari berpindah-pindah tempat nyaris setiap
beberapa jam sekali oleh para penculiknya.
Militer
Filipina mulai menggempur Pulau Jolo melalui udara sejak dua pekan terakhir.
"Kami khawatir, anak saya bercerita bahwa sikap para penculik sekarang
semakin beringas setelah serangan udara kian intensif," kata Wong Chie
Ming, orang tua Tek Chi, yang tinggal di Kota Sibu, Serawak, Malaysia.
Tanggal (29/05/2016):
Brigadir
Jenderal Alan Arrojado yang selama delapan bulan terakhir memimpin Brigade 501
Provinsi Sulu dicopot. Dia digantikan oleh Kolonel Jose Faustino selepas satu
sandera asal Kanada dipenggal oleh militan Abu Sayyaf di Pulau Jolo.
Philippine
Star melaporkan, Kamis (29/4), Arrojado kabarnya bersitegang melawan atasannya,
Mayor Jenderal Gerrardo Barrientos. Mereka adu pendapat soal strategi menekan
militan, terkait operasi pembebasan para sandera.
Tanggal (01/05/2016):
10 ABK Warga
Negara Indonesia telah dibebaskan oleh kelompok militan Abu Sayyaf di daerah
Sulu pada Minggu siang hari ini. Polisi wilayah Provinsi Sulu, Wilfredo Cayat
mengonfirmasi perihal pembebasan ini.
"Kita
infokan ada seorang tidak diketahui menaruh 10 WNI di depan rumah dari Gubernur
Sulu (Abdusakur) Toto Tan (II)," kata Cayat, seperti dikutip dari laman
the Star, Minggu (5/1).Presiden Jokowi memastikan 10 WNI tengah malam ini tiba
di Lanud Halim Perdanakusuma. Namun sampai saat ini masih ada 4 WNI yang
disandera.
2. Bagaimana
strategi negara dalam menyelesaikan masalah (TNI atau POLITIK) :
Empat
strategi pemerintah selamatkan WNI disandera Abu Sayyaf yaitu menggunakan
Strategi melalui Politik dan TNI :
1. Pemerintah utamakan dialog buat bebaskan 10 WNI disandera Abu Sayyaf
Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah berkomitmen penuh untuk membebaskan 10 awak kapal asal Indonesia yang disandera oleh kelompok garis keras Abu Sayyaf di Filipina. Untuk membebaskan 10 WNI itu, opsi dialog akan dikedepankan oleh pemerintah Indonesia. "Opsi dialog tetap dilakukan, untuk menyelamatkan yang disandera," kata Jokowi usai menonton babak pertama final Bhayangkara di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/4).
Jokowi juga telah meminta Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi terbang ke Filipina untuk melakukan koordinasi dengan pemerintahan Filipina. "Kita sudah mengutus secara khusus Menteri Luar Negeri untuk berbicara dengan pemrintah Filipina dan kita harus tahu itu kejadiannya ada di wilayah Filipina sehingga kita tidak bisa masuk seenaknya. Gak bisa."
Meski demikian, Jokowi menegaskan telah menginstruksikan pasukan TNI untuk bersiaga di daerah terdekat dengan Filipina, yaitu di Tarakan, Kalimantan Utara. "Kita juga sudah menyiapkan pasukan reaksi cepat kita di Tarakan, terus saya pantau terus. Baik mulai latihan, mulai simulasi kalau diperlukan. Tetapi kalau masuk negara lain harus ada izin dan memang kesulitannya kemarin dilaporkan dari Menteri Luar Negeri menjadi satu saya kontak harus ada izin dari parlemen nah ini yang masih belum," ujarnya.
2. TNI siapkan kapal untuk bebaskan 10 WNI disandera kelompok militan Filipina
TNI
tengah mempersiapkan diri untuk upaya pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok
Abu Sayyaf di perairan Filipina. Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI
Ade Supandi menyatakan, pihaknya telah menyiapkan kapal untuk membantu
pembebasan warga negara Indonesia itu. "Untuk pembebasan Panglima TNI yang
mengatur, semua ada konsepnya," kata Ade seperti dikutip di Antara, Rabu
(30/3).
Ade menegaskan,
Indonesia sudah mempunyai pengalaman dalam pembebasan sandera. Yaitu saat
membebaskan kapal yang di sandera di Somalia. "Semua rencana sudah
disiapkan Panglima TNI, pasukan elit sudah disiagakan," ujar dia.
Sebelumnya,
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah
Filipina dalam upaya pembebasan 10 WNI yang disandera oleh perompak kelompok
Abu Sayyaf. "Seperti telah disampaikan Menlu Retno Marsudi, prioritas kita
adalah menyelamatkan warga negara," katanya.
Menurut Gatot,
berdasarkan monitor dan koordinasi dengan tim dari Filipina, lokasinya ada di
Filipina. Pihaknya sedang berkoordinasi terus dengan Filipina terkait hal-hal
yang perlu disiapkan. "Negosiasi akan saya lakukan dengan panglimanya.
Prioritas utama pemerintah adalah menyelamatkan WNI," tegas mantan Kepala
Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Adapun TNI sudah
menyiapkan 5 KRI yakni KRI Surabaya,
KRI Acak, KRI Mandau, KRI Macan dan KRI Ahmad Yani. Selain itu juga akan
dibantu antara lain dengan 1 unit helikopter, 2 pesawat fix Wing, serta
Kopaska. Kota Tarakan di Kalimantan Utara, juga dipersiapkan untuk menjadi
pusat komando lantaran posisinya yang strategis, seandainya Filipina
mengizinkan mereka terlibat operasi pembebasan.
3. Indonesia desak Filipina jamin nasib 10 WNI disandera Abu Sayyaf
Angkatan Bersenjata Filipina
(AFP) menolak pasukan TNI turun tangan dalam upaya membebaskan sepuluh awak
kapal tunda yang disandera kelompok garis keras Abu Sayyaf. Mereka beralasan
dapat menangani sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan pemerintah menghormati sikap Filipina tersebut. Dia hanya menekankan yang terpenting Filipina dapat menjamin keselamatan sepuluh awak kapal disandera itu.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan pemerintah menghormati sikap Filipina tersebut. Dia hanya menekankan yang terpenting Filipina dapat menjamin keselamatan sepuluh awak kapal disandera itu.
Pramono
menjelaskan, permintaan jaminan keselamatan dari Indonesia itu terus diintensifkan
kepada pemerintah ke Filipina. Dia juga menyatakan Menteri Luar Negeri Retno L
Marsudi telah memiliki langkah guna membebaskan kesepuluh awak kapal itu.
Seperti
diketahui, Militer Filipina memiliki prinsip tersendiri, sehingga sulit
mengizinkan pasukan asing terlibat dalam pembebasan sandera itu.
"Berdasarkan
konstitusi, negara kami tidak mengizinkan adanya pasukan asing tanpa perjanjian
khusus," kata juru bicara AFP, Brigadir Jenderal Restituto Padilla saat
dihubungi wartawan kemarin.
Sejauh ini, pihaknya
berupaya meyakinkan TNI bahwa AFP sendirian sudah mampu mengamankan para WNI
tersebut yang disekap Abu Sayyaf kemungkinan di sebuah pulau kosong dekat
Kepulauan Sulu.
4. Jika diminta, pemerintah siap kirimkan perwira kopasus bantu militer Filipina bebaskan 10 WNI dari sandera Abu Sayyaf
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan ikut angkat bicara soal perkembangan 10 warga negara Indonesia yang ditawan oleh kelompok militan garis keras Filipina Abu Sayyaf. Luhut mengatakan, dari pihak Filipina sendiri sudah ada pergerakan ke wilayah tempat para anak buah kapal asal Indonesia itu disekap.
Luhut mengungkapkan,
ada tiga pasukan militer Filipina yang mengepung wilayah Provinsi Sulu, tempat
10 ABK itu diduga dibawa oleh militan Abu Sayyaf. "Ya ada tiga
batalion," ucap Luhut, saat ditemui di kantornya, Selasa (5/4). Luhut
menyayangkan konstitusi Filipina yang melarang tentara asing masuk negaranya. "Itu
urusan mereka, bukan urusan kita, karena konstitusi dia (Filipina) bilang tidak
boleh ada tentara asing masuk ke sana, kecuali atas izin kongres," kata
Luhut.
Luhut
mengungkapkan jika Filipina mengizinkan, dia akan mengirim perwira ke sana
untuk memberikan asistensi. "Kalau itu mereka izinkan, ada satu atau dua
perwira kita untuk datang ke sana. Saya menyarankan kalau bisa perwira dari
komando pasukan khusus yang bisa mengasistensi mereka di sana," tutur
mantan Danjen Kopassus tersebut.
3. Pendapat
anda jika terjadi kejadian yang sama lagi di waktu mendatang, apa yang harus
dilakukan pihak negara kita :
Pendapat saya jika terjadi
kejadian yang sama, tentang penyandraan warga Negara kita yaitu Warga Negara
Indonesia (WNI) oleh perompak, Apalagi di wilayah Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Seharus kita sudah bisa
menanganinya dengan cepat dan lebih baik dari sebelumnya. Karena kasus
penyandraan 10 WNI oleh Abu Sayyaf bukan yang pertama kali, sebelumnnya kasus
juga sudah pernah pernah terjadi, di tahun 2005 ,ada 3 WNI juga yang di
sandra oleh kelompok Abu Sayyaf.
Dan
semoga di waktu yang akan mendatang tidak ada lagi kasus penyandraan, karena dengan
kasus seperti ini banyak meresahkan banyak pihak, seperti rakyat indonesia yang
bertanya-tanya bagaimana menyelamatkannya, bagaimana Pemerintah dalam hal ini
untuk menyelamatkan WNI yang di sandra dan terutama keluarga korban
penyandraan, yang memikirkan bagaimana keadaannya, bisa selamat atau tidak, dan
banyak hal lainnya.
Disini
Negara Indonesia harus sadar, harus berbenah diri dalam memantau tempat-tempat
yang rawan pembajakan/perompak kapal, harus di tingkatkan lagi pengamannannya dan
dalam hal ini Negara Indonesia harus bekerja sama dengan Negara tetangga atau
negara sebelah untuk memperketat atau menyempitkan ruang perompak atau pembajak
kapal dalam melakukan tindakan kejahatan.Dan semoga jangan sampai terulang
kembali. Terimakasih
Referensi :
http://banjarmasin.tribunnews.com/2016/03/29/ini-kronologi-penyanderaan-10-wni-oleh-kelompok-abu-sayyaf
http://www.tribunnews.com/nasional/2016/03/29/kronologi-penyanderaan-10-wni-versi-kementerian-luar-negeri
http://bulungan.prokal.co/read/news/1717-begini-kronologi-penyanderaan-10-kru-kapal-indonesia-oleh-kelompok-abu-sayyaf
http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-lengkap-10-wni-disandera-hingga-dibebaskan-abu-sayyaf.html
http://www.merdeka.com/dunia/empat-strategi-pemerintah-selamatkan-wni-disandera-abu-sayyaf.html
http://news.detik.com/infografis/3175104/kronologi-penyanderaan-10-wni-oleh-abu-sayyaf