- Back to Home »
- Tugas 3.1 Audit Teknologi Sistem Informasi#
Posted by : Unknown
Sunday, November 19, 2017
3.1 Jelaskan dan berikan contoh, resiko yang
mengakibatkan prosedur audit yang gagal. Resiko tersebut adalah :
1.
Inherent atau resiko terselubung
2.
Control risk sistem info tidak dapat mendeteksi kelemahan
3.
Detection risk atau audit gagal mendeteksi kerugian
Jawaban
Risiko Audit (audit risk) adalah risiko memberikan opini udit yang tidak
tepat (expressing an inappropriate audit opinion) atas laporan keuangan yang
disalah sajikan secra material. Tujuan utama dari audit tersebut adalah untuk
memberikan suatu tindakan untuk berpendapat, apakah atau tidak laporan keuangan
yang diaudit menyajikan secara wajar keuntungan keuangan, posisi/ rugi dan arus
kas entitas. Risiko Audit adalah risiko auditor memberikan pendapat yang tidak
pantas atas laporan keuangan, terutama ketika laporan keuangan tersebut
mengandung salah saji material. Perhatian kurang adalah situasi di mana auditor
menyatakan bahwa laporan keuangan tidak memenuhi standar penyajian secara
wajar, padahal sebenarnya mereka lakukan. Resiko tersebut adalah :
1. Inherent
atau resiko terselubung
Risko inheren (inheren risiko) merupakan suatu ukuran
yang dipergunakan oleh auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat
sejumlah salah saji yang material (kekeliruan atau kecurangan) dalam suatu segmen
sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dan pengendalian intern yang ada.
Dengan mengasumsikan tiadanya pengendalian intern, maka risiko inheren ini
dapat dinyatakan sebagai kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah
saji yang material. Jika auditor, dengan
mengabaikan pengendalian intern, menyimpulkan bahwa terdapat suatu
kecenderungan yang tinggi atas keberadaan sejumlah salah saji, maka auditor
akan menyimpulkan bahwa tingkat risiko inherennya tinggi. pengendalian intern diabaikan dalam
menetapkan dalam menetapkan nilai risiko inheren karena pengendalian intern ini
dipertimbangkan secara terpisah dalam model risiko audit sebagai risiko
pengendalian. Penilaian ini cenderung didasarkan atas sejumlah diskusi yang
telah dilakukan dengan pihak manajemen, pemahaman yang dimiliki akan
perusahaan, serta hasil-hasil yang diperoleh dari tahun-tahun sebelumnya.
Hubungan antara risiko dengan risiko deteksi terencana
serta dengan bukti audit yang direncanakan adalah sebagai berikut : risiko
inheren saling berlawanan dengan risiko deteksi terencana serta memiliki
hubungan yang searah dengan bukti audit.
Selain semakin meningkatnya bukti audit yang diperlukan untuk suatu tingkat
risiko inheren yang lebih tinggi dalam suatu area audit tertentu, merupakan hal
yang umum dilakukan pula untuk menugaskan staf yang telah memiliki lebih banyak
pengalaman untuk melakukan audit pada area tersebut serta melakukan riview yang
lebih mendalam pada kertas kerja yang telah selesai dibuat. Sebagai contoh :
jika risiko inheren atas keusangan persediaan sangat tinggi, maka sangatlah
masuk akal bila kantor akuntan publik
memilih staf yang berpengalaman untuk melakukan sejumlah tes yang lebih
mendalam atas keusangan persediaan ini dan melakukan review yang lebih cermat
atas hasil-hasil yang diperoleh dari audit ini.
2.
Control risk sistem info tidak dapat mendeteksi kelemahan
Resiko pengendalian (control risk) merupakan ukuran
yang digunakan oleh auditor untuk menilai adanya kemungkina bahwa terdapat
sejumlah salah saji material yang melebihi nilai salah saji yang masi dapat
ditoleransi atas segmen tertentu akan tidak terhadang atau tidak terdeteksi
oleh pengendalian intern yang dimiliki klien. Resiko pengendalian ini
memperhatikan 2 hal berikut:
1. Penilaian tentang apakah pengendalian intern yang
dimiliki klien efektif untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah saji.
2. Kehendak auditor membuat penilaian tersebut
senantiasa berada di bawah nilai maksimum (100 persen) sebagai bagian dari
rencana audit yang dibuatnya.
Model resiko audit menunjukan hubungan yang erat
antara resiko inheren dan resiko pengendalian. Sama dengan yang terjadi pada
resiko inheren, hubungan antara resiko pengendalian dan resiko deteksi
terencana adalah saling berlawanan, sementara hubungan antara resiko
pengendalian dan bukti substantif merupakan hubungan yang searah. Sebagai
contoh, jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern bersifat efektif,
maka nilai resiko deteksi terencana dapat meningkat sehingga jumlah bukti audit
yang direncanakan akan dikumpulkan akan turun. Auditor dapat meningkatkan
resiko deteksi terencana pada saat pengendalian intern bersifat efektif karena
pengendalian intern yang efektif akan mengurangi kemungkinan hadirnya salah
saji dalam laporan keuangan.
Sebelum auditor
dapat menetapkan nilai resiko pengendalian kurang dari 100 persen,
auditor harus memahami pengendalian intern yang ada, dan berdasarkan pemahaman
itu, auditor melakukan evaluasi tentang bagaimana seharusnya fungsi
pengendalian intern tersebut, serta melakukan uji atas efektifitas pengendalian
intern tersebut. Hal pertama dari semua ini adalah keharusan untuk memahami
semua jenis audit. Dua hal terakhir adalah langkah-langkah penilaian resiko
pengendalian yang diperlukan jika auditor memilih untuk memberikan nilai atas
resiko pengendalian supaya berada di bawah nilai maksimum
3.
Detection risk atau audit gagal mendeteksi kerugian
Risiko deteksi terencana (planned detection risk) merupakan ukuran risiko
bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah
saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi,
andaikan salah saji semacam itu ada. Terdapat dua poin utama tentang risiko
deteksi terencana ini yaitu sebagai berikut :
1. Risiko ini tergantung pada ketiga
faktor lainnya yang terdapat dalam model. Risiko deteksi terencana hanya akan
berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari ketiga faktor
lainnya tersebut.
2. Risiko ini menentukan nilai substantif yang direncanakan oleh auditor untuk
dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran risiko deteksi terencana itu
sendiri.
Jika nilai
risiko deteksi terencana berkurang, maka
auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti audit untuk mencapai nilai risiko
deteksi yang berkurang ini.
SUMBER
:
https://id.scribd.com/document/356690336/Resiko-Audit